Pages

Sabtu, 15 Agustus 2015

RACIKAN PAKAN PLECI

SABAR DAN TELATEN ITULAH KUNCI NYA


Mari kita mulai dengan santai sambil pidu,alias ngopi udud ,,heeheeeee
sekarang ini lagi  banyak2ny di perbincangkan dari semua peleman tentang burung yng satu ini yang mungil lucu dan suaranya yg indah ,,mau burung rumahan atou kalangan loba ,,,(pleci oh pleci) terus lah kou berkibar di tanah air ku ini ,,,,suatu saat kou akan jadi burung yng luar biasa yng di minati semua kalangan yng di akui bahwa kou adalah burung yg luar biasa

ok deh sob sekedar berbagi ilmu ,barang kali sobat ada yg lagi bingung dengan momongan pleci ,dan ada sedikit rencana untuk membuat pakan racikan yng di campur adukan dengan pakan yng berkulitas ,,,,,maaf ya ane bukan promosi atou jualan ane hanya berbagi sedikit ilmu ajj ,,biar mangpaat heeheeeeee

di lanjut untuk pakan burung peleci

1 vour malou 1 bungkus
2 Dancow bubuk sasetan 2 bungkus
3 Energen kacang hijo atou promina kacang hijo sasetan 2 bungkus jugk
4 tepung jangkrik 1 bungkus
di campur di wadah yng pas di aduk hingga rata

Kamis, 26 Februari 2015

Elacura, Burung Kecil

 

 

Elacura, Burung Kecil Suara Nan Merdu Yang Langka

 
 
Sebuah famili burung yang hanya terdiri dari satu spesies telah ditemukan oleh para peneliti.

Para ilmuwan yang sedang meneliti famili burung kelompok Passerida yang memiliki kebiasaan hinggap berhasil mengidentifikasi 10 cabang terpisah dalam silsilah kehidupan mereka.
Analisis tersebut juga mengungkapkan bahwa burung kecil yang terus berkicau ini berdiri di cabangnya sendiri dan tidak berhubungan dengan spesies burung-burung kecil lainnya.
Para ahli menyatakan bahwa burung langka ini bernama Elachura. Penemuan ini dipublikasikan di Jurnal Royal Society Biology Letters.
"Spesies tunggal ini adalah satu-satunya wakil yang hidup dari salah satu cabang-cabang terawal di dalam kelompok burung hinggap terbesar, yang termasuk ke dalam sekitar 36% dari 10.500 spesies burung di dunia," ujar Prof Per Alstrom dari Universitas Ilmu Agrikultural, Uppsala, Swedia.
Elachura formosa, sebelumnya dikenal dengan Spelaeornis formosus, merupakan sekekor burung mungil yang ditemukan dari bagian timur Pegunungan Himalaya hingga Cina tenggara.
Prof Alstrom menjelaskan burung ini sebagai "burung yang sangat rahasia dan sulit untuk ditemukan, sebagaimana burung ini biasannya bersembunyi di semak yang sangat padat di hutan-hutan gunung subtropis." 
 
 
 
 
 
 
 
*Sumber: gudangburung.com
Golden-bellied Gerygone ( Gerygone sulphurea) atau lazim dikenal dik alangan kicau mania sebagai burung remetuk laut adalah burung yang paling banyak dicari untuk dipelihara karena suara kicauannya yang merdu dan mendayu. 



Burung yang sering bersuara merdu pada pagi dan sore hari di semak atau rumpun bambu pinggiran sungai ini memiliki ukuran tubuh sepanjang 9 - 9.5 cm dengan warna tubuh bagian atas coklat keabu-abuan, dagu putih serta tenggorokan, dada dan perut yang berwarna kuning terang . Suaranya yang merdu menjadi daya tarik tersendiri bagi siapa saja yang mendengarkan kicauannya yang mengalun dengan nada lemah tapi penuh getaran dan mengalun dari nada ke nada. 

Penyebarannya merata mecakup Filipina, Sulawesi, Semenanjung Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand dan Sunda Besar serta terdiri dari lima ras yang juga dengan habitat yang meliputi hutan bakau, hutan tropis dan subtropis, pinggiran sungai dan rumpun bambu, berikut adalah kelima ras dari remetuk laut ini : 

  • Gerygone sulphurea sulphurea : Semenanjung Malaysia, Cochinchina, Sunda besar dan kecil.
  • Gerygone sulphurea muscicapa: P. Enggano (ujung selatan Sumatra).
  • Gerygone sulphurea flaveola: Sulawesi, Salayar, dan Kep. Banggai (Peleng, Banggai).
  • Gerygone sulphurea rhizophorae : Filiphina selatan (Mindanao, Basilan, dan Kep. Sulu).
  • Gerygone sulphurea simplex : bagian utara, barat, dan tengah Filiphina (Luzon, Lubang, Verde, Mindoro, Marinduque, Catanduanes, Tablas, Negros, Cebu, Olango, Bohol, Siquijor, Samar, dan Palawan).

Keberadaaan remetuk laut ini memang banyak dicari oleh penggemar burung kicauan untuk dijadikan klangenan atau untuk  dijadikan pelepas kangen dengan suasana sore di pinggiran sungai di pedesaan dimana masih banyak terdengar suara merdu dari burung ini. dipasaran burung sendiri keberadaannya tidak sebanyak dulu meski di habitatnya sendiri burung ini bisa dikatakan masih banyak ditemukan. 

Burung yang bertubuh kecil ini ternyata masih sering menjadi target operasi dari burung kedasih yang menitipkan telurnya didalam sarang remetuk laut ini. burung ini memang menjadi favorit burung kedasih atau burung cuckoo yang tidak mau repot-repot mengerami dan mengasuh anaknya. - See more at: http://www.agrobur.com/2013/07/kicauan-merdu-burung-remetuk.html#sthash.jXb0kpdn.dpuf
Golden-bellied Gerygone ( Gerygone sulphurea) atau lazim dikenal dik alangan kicau mania sebagai burung remetuk laut adalah burung yang paling banyak dicari untuk dipelihara karena suara kicauannya yang merdu dan mendayu. 



Burung yang sering bersuara merdu pada pagi dan sore hari di semak atau rumpun bambu pinggiran sungai ini memiliki ukuran tubuh sepanjang 9 - 9.5 cm dengan warna tubuh bagian atas coklat keabu-abuan, dagu putih serta tenggorokan, dada dan perut yang berwarna kuning terang . Suaranya yang merdu menjadi daya tarik tersendiri bagi siapa saja yang mendengarkan kicauannya yang mengalun dengan nada lemah tapi penuh getaran dan mengalun dari nada ke nada. 

Penyebarannya merata mecakup Filipina, Sulawesi, Semenanjung Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand dan Sunda Besar serta terdiri dari lima ras yang juga dengan habitat yang meliputi hutan bakau, hutan tropis dan subtropis, pinggiran sungai dan rumpun bambu, berikut adalah kelima ras dari remetuk laut ini : 

  • Gerygone sulphurea sulphurea : Semenanjung Malaysia, Cochinchina, Sunda besar dan kecil.
  • Gerygone sulphurea muscicapa: P. Enggano (ujung selatan Sumatra).
  • Gerygone sulphurea flaveola: Sulawesi, Salayar, dan Kep. Banggai (Peleng, Banggai).
  • Gerygone sulphurea rhizophorae : Filiphina selatan (Mindanao, Basilan, dan Kep. Sulu).
  • Gerygone sulphurea simplex : bagian utara, barat, dan tengah Filiphina (Luzon, Lubang, Verde, Mindoro, Marinduque, Catanduanes, Tablas, Negros, Cebu, Olango, Bohol, Siquijor, Samar, dan Palawan).

Keberadaaan remetuk laut ini memang banyak dicari oleh penggemar burung kicauan untuk dijadikan klangenan atau untuk  dijadikan pelepas kangen dengan suasana sore di pinggiran sungai di pedesaan dimana masih banyak terdengar suara merdu dari burung ini. dipasaran burung sendiri keberadaannya tidak sebanyak dulu meski di habitatnya sendiri burung ini bisa dikatakan masih banyak ditemukan. 

Burung yang bertubuh kecil ini ternyata masih sering menjadi target operasi dari burung kedasih yang menitipkan telurnya didalam sarang remetuk laut ini. burung ini memang menjadi favorit burung kedasih atau burung cuckoo yang tidak mau repot-repot mengerami dan mengasuh anaknya.  

Burung remetuk memberi makan burung kedasih
- See more at: http://www.agrobur.com/2013/07/kicauan-merdu-burung-remetuk.html#sthash.jXb0kpdn.dpuf
Golden-bellied Gerygone ( Gerygone sulphurea) atau lazim dikenal dik alangan kicau mania sebagai burung remetuk laut adalah burung yang paling banyak dicari untuk dipelihara karena suara kicauannya yang merdu dan mendayu. 



Burung yang sering bersuara merdu pada pagi dan sore hari di semak atau rumpun bambu pinggiran sungai ini memiliki ukuran tubuh sepanjang 9 - 9.5 cm dengan warna tubuh bagian atas coklat keabu-abuan, dagu putih serta tenggorokan, dada dan perut yang berwarna kuning terang . Suaranya yang merdu menjadi daya tarik tersendiri bagi siapa saja yang mendengarkan kicauannya yang mengalun dengan nada lemah tapi penuh getaran dan mengalun dari nada ke nada. 

Penyebarannya merata mecakup Filipina, Sulawesi, Semenanjung Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand dan Sunda Besar serta terdiri dari lima ras yang juga dengan habitat yang meliputi hutan bakau, hutan tropis dan subtropis, pinggiran sungai dan rumpun bambu, berikut adalah kelima ras dari remetuk laut ini : 

  • Gerygone sulphurea sulphurea : Semenanjung Malaysia, Cochinchina, Sunda besar dan kecil.
  • Gerygone sulphurea muscicapa: P. Enggano (ujung selatan Sumatra).
  • Gerygone sulphurea flaveola: Sulawesi, Salayar, dan Kep. Banggai (Peleng, Banggai).
  • Gerygone sulphurea rhizophorae : Filiphina selatan (Mindanao, Basilan, dan Kep. Sulu).
  • Gerygone sulphurea simplex : bagian utara, barat, dan tengah Filiphina (Luzon, Lubang, Verde, Mindoro, Marinduque, Catanduanes, Tablas, Negros, Cebu, Olango, Bohol, Siquijor, Samar, dan Palawan).

Keberadaaan remetuk laut ini memang banyak dicari oleh penggemar burung kicauan untuk dijadikan klangenan atau untuk  dijadikan pelepas kangen dengan suasana sore di pinggiran sungai di pedesaan dimana masih banyak terdengar suara merdu dari burung ini. dipasaran burung sendiri keberadaannya tidak sebanyak dulu meski di habitatnya sendiri burung ini bisa dikatakan masih banyak ditemukan. 

Burung yang bertubuh kecil ini ternyata masih sering menjadi target operasi dari burung kedasih yang menitipkan telurnya didalam sarang remetuk laut ini. burung ini memang menjadi favorit burung kedasih atau burung cuckoo yang tidak mau repot-repot mengerami dan mengasuh anaknya.  

Burung remetuk memberi makan burung kedasih
- See more at: http://www.agrobur.com/2013/07/kicauan-merdu-burung-remetuk.html#sthash.jXb0kpdn.dpuf

BURUNG KEPODANG ATOU BINCARUNG

KEPODANG SI BURUNG PESOLEK
Kepodang, si burung pesolek


Kepodang (Oriolus chinensis) merupakan burung kicauan yang cantik, bahkan menjadi maskot satwa Provinsi Jawa Tengah (ditetapkan di masa kepemimpinan Gubernur HM Ismail: 1983 - 1993). Meski demikian, burung ini juga dijumpai di sejumlah daerah Indonesia dengan beberapa nama lokal seperti bincarung (Sunda), gantialus (Sumatera), kunyit besar (Melayu), dan gulalahe (Sulawesi). Kicauannya merdu dan kencang, seperti alunan suara seruling. Sayangnya, kicauan merdu kepodang di hutan-hutan kini mulai menghilang.

Menghilangnya burung kepodang di hutan-hutan, terutama di Pulau Jawa, diduga akibat penangkapan, perburuan dengan senapan mimis, juga karena masih banyak masyarakat yang menjalankan tradisi dengan menggunakan kepodang sebagai salah satu bagian dari ritual tersebut.
Popularitas burung kepodang di Jawa sering diungkap melalui lagu (lelagon), peribahasa (wangsalan dan panyandra), hingga karya puisi modern.
Kepodang bagi masyarakat Jawa Tengah dipahami sebagai sebutan bagi burung berwarna kuning, yang mengandung makna filosofis sebagai generasi muda, anak, keindahan, kekompakan, dan keserasian.
Karena filosofi keindahan itulah, kepodang sering digunakan sebagai salah satu bagian dari ritual tujuh bulanan, dengan harapan anak yang dikandung akan memiliki keindahan, kecantikan, atau ketampanan seperti kepodang. Apalagi kepodang dikenal sebagai burung pesolek, yang selalu menjaga kebersihan bulu dan sarangnya.
Di beberapa daerah di Jawa Barat, kepodang juga dianggap sebagai burung penolak bala. Rumah yang di dalamnya ada burung kepodang diyakini sebagian masyarakat Sunda bisa terhindar dari marabahaya seperti kebakaran, kemalingan, diserang ilmu santet, dan sebagainya. Benar dan tidak mitos tersebut, wallahu a’lam bis-sawab.
Berbagai ritual dan mitos itu, sedikit atau kecil, nampaknya ikut memengaruhi maraknya aksi penangkapan terhadap burung kepodang di habitatnya. Meski IUCN Red List menempatkan burung kepodang dalam status Least Concern / LC (Risiko Rendah), fakta di lapangan berbicara lain: makin sulit menemukan kepodang di alam liar, khususnya di Jawa.

Jumat, 20 Februari 2015

Mugimaki Flycatcher (Ficedula mugimaki)





Mugimaki Flycatcher (Ficedula mugimaki), di Jawa Barat (Telaga Warna Sanctuary Park) 


                              

Nama burung ini adalah Mugimaki Flycatcher (Ficedula mugimaki). Ini adalah burung passerine kecil Asia Timur milik genus Ficedula di flycatcher keluarga Old World Muscicapidae. Nama "mugimaki" berasal dari Jepang dan berarti "gandum-penabur".





 
 Ini adalah sekitar 13 sentimeter panjang. Memiliki panggilan gemereta dan sering mengibaskan sayap dan ekor. Laki-laki dewasa memiliki   upperparts kehitaman dengan supercilium pendek putih di belakang mata, sayap-bercak putih, tepi putih ke tertials dan putih di dasar luar ekor-bulu. Payudara dan tenggorokan yang oranye-merah sementara perut dan undertail-bulu berwarna putih. Betina berwarna abu-abu-coklat di atas dengan oranye-cokelat payudara dan tenggorokan pucat. Dia tidak memiliki putih di bagian ekor, memiliki satu atau dua wingbars pucat daripada sayap-bercak putih dan memiliki supercilium yang baik samar atau tidak ada sama sekali. Laki-laki muda yang mirip dengan perempuan, tetapi memiliki payudara oranye cerah, putih ekor dan supercilium lebih jelas.

Ini berkembang biak di Siberia timur dan China utara-timur. Migrasi burung melewati Cina timur, Korea dan Jepang pada musim semi dan musim gugur. Musim dingin spesies di Asia Tenggara, mencapai barat Indonesia dan Filipina.

Habitat utama adalah hutan dan hutan, terutama di dataran tinggi. Hal ini juga ditemukan di taman dan kebun selama migrasi. Ini biasanya terjadi sendiri atau dalam kelompok-kelompok kecil, memakan serangga terbang di tajuk pohon.





*SUMBER:
Willy Ekariyono